Minggu, 24 April 2016

Filosofi Hujan



 Hujan kan selalu ada meski terkadang ia membuat kita resah dan takut tapi hujan juga bisa membawa kebahagiaan bagi kita semua dan selalu begitu seterusnya.
Jika kita mau berpikir tentang ada apa yang terjadi dibalik hujan. Hujan berarti sebuah anugrah yang turun untuk membuat basah tanah yang kekeringan. Hujan juga bisa berarti sebuah kesempatan untuk mendapatkan sumber air minum (tentu dengan menyaringnya terlebih dahulu). Hujan dapat bermakna juga sebagai sebuah sindiran.


 Ya, sebuah sindiran bagi manusia-manusia yang sombong bahwa kesombongan mereka itu dikalahkan oleh sebuah gerakan air. Ya, air yang terlihat sekilas sepele. Air yang tiap hari ditemui. Tanpa riak. Tanpa ombak. Seakan-akan air selalu menurut. Tenang. Namun, air pun bisa menjadi tidak sepele. Tidak sepele jika kita sering menyepelekannya. Air dapat menjadi sebuah pemangsa yang ganas, dimanapun kita berada. Air dapat berubah menjadi predator bagi mangsanya.

Ada makna tersimpan dalam hujan.
Hujan turun,mengikuti gravitasi,
Mengalir dari tempat tinggi ke yg lebih rendah. Hingga menguap dan kembali berkumpul di awan.
Hujan turun menyapu debu. Membasahi tanah,dan menyegarkan udara.
Hujan,sebuah anugrah yg bisa berubah bencana.
Sama seperti hidup.
Kita analogikan hidup kita seperti hujan,
Kita selalu bergerak,entah naik atau turun.
Tak pernah berhenti.
Dari tempat tinggi,ke tempat rendah.
Dari di atas,terjatuh,hingga akhirnya terbang kembali.
Rintikan air hujan bisa melubangi sebuah batu. Bukan dengan kekuatan, tapi hanya dengan setetes demi setetes. Ketekunan tetesanlah yang membuat batu berlubang.

Andai kegagalan adalah bagaikan hujan, dan kesuksesan bagaikan matahari, maka kita butuh keduanya untuk bisa melihat pelangi.

2 komentar: